Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang
Oleh : W.S. Rendra
Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
Mimbar Indonesia
Th. XIV, No. 25
18 Juni 1960
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Daftar Isi
1404094
17 Juli 1996
Ada Lagi yang Mati
Air Mata
Aku Bukan Pilihan
Aku Milikmu
Aku Tulis Pamplet Ini
Apakah Aku Benar-Benar Memiliki Kamu
Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Belalang Tua
Belum Ada Judul
Bento
Berandal Malam Dibangku Terminal
Besar dan Kecil
Biografi
Bongkar
Buktikan
Chords
Coretan Dinding
Desa
Di Bawah Tiang Bendera
Doa Pengobral Dosa
Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang
Esek Esek Udug Udug
Galang Rambu Anarki
Gelisah
Gerilya
Gugur
Hadapi Saja
Hai
Hijau
Ibu
Ijinkan Aku Menyayangimu
Ikan-Ikan
Jangan Tutup Dirimu
Kamu
Karena Kau Manusia
Kemesraan
Ku Menanti Seorang Kekasih
Kupu-Kupu Hitam Putih
Lagu Seorang Gerilya (Untuk puteraku Isaias Sadewa)
Lain-Lain
Lirik
Maaf Cintaku
Mabuk Cinta
Nak
Nelayan
Orang Kalah
Orang-Orang Miskin
Pamplet Cinta
Rajawali
Rindu Tebal
Sajak Rendra
Sajak Seorang Tua Untuk Isterinya
Sang Maestro
Sebuah Biografi
Semoga Saja Kau Benar
WS Rendra (Biografi Sang Burung Merak)
0 comments:
Post a Comment